Senin, 27 April 2009

Pembunuhan Mahasiswa Indonesia di Singapur

The family of David Hartanto Widjaja and his father, Mr Hartanto Widjaja, his elder brother and his mother flew back to Jakarta on 4 March 2009. Nanyang Technological University (NTU) student David Hartanto Widjaja, 21, fell to his death on 2 March 2009 from the roof of a bridge that links NTUís School of Electrical & Electronic Engineering to an adjacent building. Widjaja had earlier stabbed his project supervisor, Associate Professor Chan Kap Luk.

A rose left at the spot where David Hartanto Widjaja, 21, a final-year Indonesian undergraduate at Nanyang Technological University (NTU), had jumped to his death on 2 March 2009. He had earlier attacked Associate Professor Chan Kap Luk with a knife before fleeing and taking his own life. Both Widjaja and the professor were from the School of Electrical and Electronic Engineering (EEE).


NTU president Su Guaning embraces David’s father at the serivce before cremation at the Mandai Crematorium. Standing first from left is associate professor Lok Tat Seng, Dean of students.
[David Hartanto Widjaja’s parents and older brother identify and claim his body at the mortuary. The body was cremated at Mandai crematorium later in the day.


David’s father takes a final look at his deceased son before the cremation at Mandai crematorium. Second from left is the elder brother of David. David’s mother (in white, partially hidden) and a counsellor (first from left) was also present.


NTU President, Su Guaning embraces David’s mother during the service before cremation at the Mandai Crematorium. David’s father is on the far right of the picture and his elder brother is seated on the left of the picture.


Blood stains on the floor in Professor Chan Kap Luk’s office.


Blood stains on the office desk of Professor Chan Kap Luk.


A cleaner mops away blood stains on the stairs. It is believed that Nanyang Technological University (NTU) student David Hartanto Widjaja fled down this flight of stairs after stabbing Associate Professor Chan Kap Luk.


Blood stains on a door handle to a stair well where the deceased student was believed to have fled after stabbing Prof Chan.


Police officers covering the body of Nanyang Technological University (NTU) student David Hartanto Widjaja


Police and mortuary workers remove the body of Nanyang Technological University (NTU) student David Hartanto Widjaja.


Friends of the deceased Indonesian student talking to plain clothes police investigator (light blue top) at the scene of te incident.




Cleaners clean up the blood stains on the door and along the corridor leading to Prof Chan’s office where he was believed to have been stabbed.


Professor Chan’s vacant office after the attack by an Indonesian student.


xterior of the deceased Indonesian student hostel room in Hall 4.


The entrance to the offices where Prof Chan was believed to have been stabbed. Pieces of heavily blood-stained cloth are strewn all over the floor.


A knife blade at the scene yesterday.


Interior of the hostel room of the deceased Indonesian student.


Bood stains on the glass roof of a walkway where the student is believed to have fallen from.
akhirnya kekejaman Prof Chan terungkap !!
pembunuh mahasiswa indonesia sudah dipenjara... ......
Kisah David Hartanto - akhirnya kekejaman Prof Chan terungkap !!
Angel adalah mahasiswa kampus Nanyang Technological University , ia adalah
angkatan terbaru dalam tahun ajaran baru. Siang itu ia sedang menikmati
makan paginya di sekitar halaman kampus, seorang pria duduk disampingnya
dengan tersenyum sambil menghapuskan keringatnya dengan handuk kecil yang
ia ambil dari tas jinjingnya. Pria berkacamata itu tampak memperhatikan
selembaran kertas yang berisikan beberapa catatan miliknya. Pria itu begitu
terburu-buru membaca kertas itu hingga berterbangan saat angin bertiup
kencang, Angel melihat pria itu kewalahan dan mencoba membantu memunggut
setiap lembaran ke sisi pria itu. Sambil tersenyum pria itu berkata "
Terima kasih..."
"Sama-sama.. .!"
"Saya David... Kamu mahasiswi baru disini ya?"
"Iya... Kok tau? Saya Angel...!"
"Yup... Tentu saja saya tau! Karena saya sudah menjelang semester
akhir...!"
"Wow... Ga bisa dibayangkan bertapa lamanya kamu belajar disini...
Apalagi saya?"
"Yup... Membosankan tapi inilah hidup harus dijalanin... Selama kamu
menikmati waktu kamu tidak akan sadar kalau tiba-tiba kamu sudah mau
lulus..."
Angel tersenyum lalu bertanya pada pria itu. "Apa kertas yang kamu baca
itu...?"
"Ini adalah bagian-bagian dari skripsi tugas akhir saya... Mau lihat?"
"Yup... Mau dong...!"
Angel memperhatikan susunan kata-kata dan angka yang nyaris saja membuat
matanya berkunang-kunang. David tertawa melihat kebingungan itu...
"Ngomong-ngomong. .. Inti dari skripsi kamu tentang apa sih? Ribet saya
melihatnya hehehe"
"Hehehe... Ini tentang mimpi masa depan saya dan saya harap kelak berguna
bagi siapapun?"
"Wah... Sebegitu hebatnya...? "
"Yup... Kapan-kapan saya akan ceritakan... Tapi kalau sekarang jangan
dulu...!"
"Hehehe Ok, saya tunggu ya...?"
"Kamu main Facebook...? "
"Yup... Saya ada! Kamu?"
Mereka dua sahabat baru saling bertukar informasi tentang situs Facebook
mereka, David harus berpamitan karena ia harus bertemu dengan Dosen
pembimbingnya, Sedangkan Angel kembali ke kelasnya. Rika sahabat Angel
menyambutnya dengan tersenyum, lalu Angel bercerita tentang pertemuannya
dengan seorang seniornya di taman tadi, begitu terkejutnya Angel ketika tau
bahwa pria itu adalah salah satu jawara Olimpiade pendidikan.
"Terang saja dia begitu yakin bahwa ia akan menciptakan sebuah penemuan
besar ?" ujar Angel dalam hati.
Pertemuan itu tidak begitu saja berakhir, Angel dan David saling
berkomunikasi via mesengger dan Facebook. David sosok yang supel,
bersahabat dan kocak tapi ia terkadang bisa menjadi orang yang serius bila
sedang mengerjakan sesuatu, begitulah kisah yang mengawali hubungan dekat
keduanya. Angel memang kuliah karena uang yang dimiliki ayahnya bukan
karena kepintaran seperti David yang mendapatkan beasiswa karena
kepintarannya.
Karena sering merasa kesulitan mengejar penjelasan dosennya, Angel sering
bertanya kepada David yang selalu membantunya. Suatu malam Angel merasa
kesulitan untuk mengerjakan tugas kuliahnya, ia mencoba menghubungi David
tapi sayang pria itu tidak mengangkat teleponnya. Karena tugas ini begitu
mendesak ia pun nekad menuju rumah David, pada saat ia datang ke
apartementnya David sedang tertidur. Ia mencoba membangunkan pria itu.
David pun terbangun.
"Idih ditelepon kok ga angkat sih?"
"Sorry ketiduran, saya kekurangan jam tidur gara-gara pengen selesaikan
tugas skripsi saya!"
"Oh gitu ya... jadi saya ganggu ga kalau minta tolong bantuin kerjain
tugas?"
"Boleh saja tapi dengan syarat kamu traktir saya makan bakmi?"
"Dengan senang hati..."
David berhasil membuat Angel menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya, Angel
menepati janji untuk meneraktir makan bakmi. Saat itu mereka sedang makan
di restorant bakmi.
"David, kita kan sudah dekat... Saya masih penasaran dengan Proyek ambisius
dalam skripsi kamu boleh saya tau?"
"Ok deh, saya kasih tau... Jadi."
David bercerita bahwa ia sedang mencoba untuk meniliti bagaimana sebuah
bloutooth bisa menghantarkan listrik bagi sekitarnya. Penelitian ini sudah
ia lakukan sejak awal semester enam lalu, kini tahap penilitiannya mencapai
70%, ia yakin pada saat nanti penilitian ini bisa membuat semua orang
merasa senang, selain membantu penghematan listrik, penemuan ini bisa
membuat dirinya di akui sebagai peneliti.
Angel begitu terkesima dengan kisah ambisius itu tapi ia masih bingung. Ia
tidak mencoba bertanya banyak hal selain menunggu hasil penelitian sahabat
baiknya itu.
David yang merasa penilitiannya adalah pertama dalam sejarah dunia,
akhirnya terlena dengan kegiatannya di dalam kamar setiap harinya. Sejak
enam bulan lalu pihak universitas sudah memperingatkan tentang
pemberhentian beasiswanya, tapi ia hanya menganggap ancaman itu ringan
karena yakin kelak pihak universitas akan menyesal melakukan tindakan itu
bila penemuannya di akui, dan kenyataannya beasiswanya benar-benar dicabut.
Professor Chan adalah dosen pembimbing David yang sudah mengenal pria itu
sejak lama, ia sadar David adalah murid pintar dan mempunyai masa depan
yang baik disamping sifat kekanak-kanakannya. Suatu hari ketika ia sedang
terduduk David datang padanya, bertanya tentang ide skripsi yang ia
paparkan. Dengan santai sang Prof berkata, "Apakah kamu sedang bermimpi,
bagaimana mungkin sebuah teknoloagi nirkabel dapat menghantarkan listrik....
Ada-ada saja, lebih baik kamu cari ide yang lain!"
"Tapi saya yakin bisa Prof?"
"Kalau begitu tunjukkan pada saya permainan kamu!"
"Baik... Kita lihat saja!"
David seolah tertantang oleh dosen pembimbingnya itu untuk membuktikan
bahwa ia mampu menciptakan apa yang ia pikirkan, ia pun semakin
mengorbankan waktunya untuk penelitian eksentriknya. Sahabat-sahabat yang
ia kenal mulai melihat David bagaikan seorang dukun rumahan yang membukat
prakter dirumahnya untuk bicara hanya lewat laptopnya. Angel yang setiap
harinya mempunyai segudang pekerjaan rumah bahkan harus memaklumi keinginan
David untuk tidak diganggu sementara ini..
"Tidak menerima tamu di rumah dan telepon untuk sementara ini" begitulah
tulisan status David pada Facebooknya.
Dua minggu lamanya penelitian itu berlanjut hingga mengalami beberapa
kegagalan, modal David pada saat itu hanya dua hendphonenya yang
berbluetooth, Ia berharap penilitiannya berhasil dengan berbagai cara.
Suatu malam ketika ia mulai menyerah setelah mencoba beberapa kali,
akhirnya penemuannya itu berhasil walau hanya sebatas lima menit lamanya,
ia berteriak bahagia dan bertekad menunjukkan keberhasilannya pada sang
dosen.
Paginya David benar-benar pergi menuju ruangan Prof Chan. Mereka bicara
dengan santai sembari David mulai memberikan praktek penelitiannya. Sang
Prof yang awalnya cuek tiba-tiba nyaris menjatuhkan kacamatanya ketika
melihat David berhasil membuktikan kata-katanya.
"Lihat Prof... Saya buktikan bahwa saya bisa...!" Prof terkagum-kagum
dengan apa yang David tunjukkan
"David... Kamu sungguh luar biasa, bagaimana kamu bisa menemukan hal
mustahil di dunia ini menjadi nyata... Kamu akan menjadi peraih nobel
karena ini!"
"Ya saya tau... !"
Tiba-tiba muncul pikiran picik dari sang Professor untuk melihat jalan
kerja penelitian David, ia menyuruh David menyempurnakan penilitian yang ia
buat kemudian membawanya kembali. Baginya David bagaikan tambang emas yang
akan membuatnya kaya dan termansyur, ia mulai berpikir merebut hasil
penelitian David yang luas biasa itu. David yang tidak sadar dengan pikiran
jahat sang Prof benar-benar terus mendalami penelitiannya.
Ketika David sedang merencanakan penelitiannya, sang Professor berpikir
untuk mencari orang yang bisa menjadi saksi penelitian David diakui menjadi
miliknya. Untuk itu ia membuka file dokumentasi mahasiswa yang berprestasi
lainnya, ia mulai teringat dengan beberapa asisten dosen yang diberhentikan
beberapa saat lalu. Ia mulai melirik seorang Zhou, seorang pria asal Cina
yang sedang frustasi karena dipecat.
Ketika Prof menawarkan ide untuk mengangkat Zhou menjadi asistennya, pria
itu begitu bahagia karena akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sehingga bisa
mengirimkan uang kepada ibunya yang sedang sakit. Pria itu tidak sadar
sedang dimanfaatkan oleh sang Prof untuk menjadi saksi pada penelitian
palsunya. Bahkan Sang Prof memberikan bantuan kepada Zhou untuk mengobati
sang Ibu yang menghadapi operasi kanker.
"Kamu tenang saja, saya akan memberikan perkerjaan yang baik padamu. Tentu
saja saya akan membantu biaya pengobatan ibu kamu hingga sembuh. Kamu bisa
kerja dua hari lagi dari sekarang, ok. Ini uang yang kamu butuhkan!"
"Terima kasih" Ucap Zhou yang begitu bahagia mendapatkan bantuan dari pria
itu.
David berhasil menyempurnakan penilitiannya, ia sungguh tak kuasa menahan
bahagia dengan apa yang ia temukan. Ia teringat pada Angel, ia pun mengajak
gadis itu untuk bertemu merayakan kerberhasilannya. Tak tanggung-tanggung
mereka makan di Restorant hotel yang mahal, Angel pun heran dengan undangan
itu.
"Tumben kamu ada waktu untuk ngajak makan! Apalagi ditempat mewah lagi?"
"Hehehe... Tenang saja. Ini hanya sebagai bentuk perayaan, dan kelak saya
akan ajak kamu ke tempat yang lebih hebat lagi...!"
"Wah... Wah... jadi tersanjung.. . Memang perayaan apa sih!"
"Coba keluarkan Hendphone kamu yang berbluetooth? "
Angel bingung tapi ia melakukan apa yang dipinta David. Dengan sekejap
hendphonenya tertuliskan "Sedang mengisi baterai" angel terkejut, "Astaga!!
David kamu berhasil...? "
"Yup... Aku berhasil...! "
Angel dan David menghabiskan malam indah itu dengan penuh antusias, ia tak
pernah menyangka begitu hebatnya sang sahabat kekanak-kanakannya itu.
Akhirnya mereka pulang, karena David besok akan membawakan hasil
penelitiannya itu kepada sang Dosen, David begitu ingin menampar para
atasan universitas yang memberhentikan beasiswanya dengan prestasinya.
Ketika David mengirimkan email kepada Dosennya untuk bertemu besok.
Keesokan paginya. Prof Chan sudah mengingatkan David untuk membawa semua
dokument proses berjalannya penelitiannya dalam USB agar ia bisa meneliti
langsung kelayakan penelitian David.
Awalnya, David agak bingung tapi Prof menyakinkan bahwa ia hanya ingin
mencoba dengan caranya agar penelitian David dianggap sah. Tanpa pikir
panjang David membawa penelitian itu dalam bentuk USB segera ke kampus pagi
sekali pukul 7 sesuai jadwal yang ditentukan Prof Chan. Sebelum berangkat
David mengirimkan pesan kepada Angel untuk bertemu di kampus makan siang
bersama. Saat pesan SMS itu masuk Angel masih tertidur, David pun berangkat
sepagi mungkin menghadap sang Prof. Ketika tiba di lantai 4 sang Professor,
David menemukan sang Prof sedang terduduk sehabis memotong apel. Ketika
David datang ia membuang sisa Apel itu ke keranjang sampah, dan menyimpan
pisau itu ke saku bajunya. David tak sadar sedang berada dalam jebakan sang
Prof Chan. Pria tua itu meminta David untuk sekali lagi mencontohkan hasil
penilitiannya, setelah menyaksikan penelitian itu pria itu semakin yakin
bahwa David benar-benar jenius. Ia meminta David untuk memberikan USB itu
lalu berkata dengan santai, "David... Apakah kamu yakin ini penilitian
kamu?"
"Ya, tentu saya yakin. Memang kenapa Prof?"
"Apakah kamu tidak sedang mengambil penelitian seorang mahasiwa lain
bernama Zhou,?"
"Zhou siapa dia?"
"Dia adalah asisten dosen yang sudah dipecat, ada kemiripan antara
penelitian kamu!"
"Mustahil... !" ucap David kesal.
"Kamu boleh bilang mustahil tapi saya punya hasil document dia yang sama...
coba perhatikan komputer saya?"
David menyaksikan sebuah klip kecil yang menunjukkan penelitian yang
dilakukan seorang pria dan Prof mengatakan bahwa pria itu adalah Zhou yang
sedang mendemokan hasil yang sama dengan David.
"Tidak mungkin. Prof. Bagaimana pria itu bisa melakukan hal yang sama
dengan saya!"
Prof tersenyum sambil berkata. "Kamu bukanlan seorang di dunia yang ini
yang Jenius, masih banyak lagi..!"
David terdiam mulai berpikir ada yang salah, ia yakin sang Professor
melakukan tindakan licik.
"Professor kembalikan USB saya...!?"
"Untuk apa...?"
"Tidak apa-apa, saya ingin dikembalikan saja...!"
"Tidak bisa, ini akan menjadi barang bukti bahwa kamu telah melakukan
pelanggaran di kampus karena melakukan penjiplakan karya orang lain sebagai
skripsi kamu!"
David mulai emosional.
" Silakan saja, saya tidak takut, saya akan buktikan bahwa itu tidak
benar...!" ucap david sambil hendak keluar dari ruangan.
Cara professor dalam ancaman sepertinya salah, ia pun mendekati David
sambil membujuk pria itu untuk tenang. Sembari menawarkan opsi lain berupa
uang dalam jumlah yang banyak, David tetap pada pendiriannya bahwa ia
adalah sang penemu pertama kali. Prof Chan yang emosional langsung
menusukkan pisau itu ke bagian belakang badan david tapi hanya sebuah
goresan kecil, David berteriak minta tolong. Zhou yang akan memulai
kerjanya hari ini berpikir untuk datang menemui Prof. Chan hari ini, ia
mendengarkan suara teriakan dari arah pintu Prof Chan. David yang merasa
terancam berusaha melawan dengan sekuat tenaga, tapi sebuah bilasan pisau
di leher membuatnya langsung tersungkur tak sadarkan diri. Tapi David masih
mampu berdiri dan meraih pintu dan membukanya, Zhou yang berada di depan
pintu terkejut melihat adegan itu. David yang mulai tak sadarkan diri mulai
berlari tanpa arah dan akhirnya terjatuh dari balkom lantai empat dekat
ruangan itu. Zhou begitu shock melihat kejadian itu, Prof Chan yang melihat
Zhou ada disana langsung menyuruh pria itu masuk ke ruangan.
"Kamu melihat semuanya?"
"Tidak saya tidak melihatnya.. .!"
"Ingat... Saya yang menyelamatkan nyawa ibu kamu, sebaiknya kamu tutup
mulut.!"
"Saya tidak akan katakan apapun...!"
Prof Chan yang begitu panik mulai tenang dan berpikir sesuatu.
"Tusuk punggung saya dengan pisau ini..." Perintah Prof pada Zhou. Zhou
tidak punya pilihan selain melakukan perintah sang Prof Chan. Lalu pria itu
menyuruh Zhou mencabut gagang pada pisau. Sebelumnya ia katakan bahwa ia
akan membuat seolah-olah David bunuh diri dan tusukan pada dirinya hanya
sebagai alibi, untuk menghilangkan barang bukti gagang pisau itu harus
segara dibawa pergi oleh Zhou agar tidak terdapat sidik jari dan
membiarkan mata pisau terletak di lantai. Zhou yang panik melakukan begitu
saja perintah sang Prof, dan rencana itu berjalan dengan baik.
Angel yang baru saja menerima pesan David segera menuju kampus, ketika Ia
datang banyak garis polisi terpampang di pintu Kampus, ia bertanya-tanya
ada apa gerangan. Seorang mahasiwa mengatakan bahwa seorang mahasiswa bunuh
diri dengan melompat. Angel begitu bingung, dan ketika ia mendekat hatinya
bergetar dan berteriak histeris ternyata pria itu adalah David. Beberapa
saat kemudian Prof Chan keluar dengan bantuan alat medis
seperti orang sekarat. Beberapa orang mencoba menenangkan Angel, Terlihat
Zhou saksi kasus itu berdiri ketakutan menyaksikan kejadian itu. Prof Chan
melirik Zhao dari matanya tersilat pesan kepada Zhou untuk tidak bertindak
apapun selain menjaga rahasia ini. Kejadian kematian David begitu memukul
Angel, gadis itu bahkan berpikir telah jatuh cinta pada sang pria ceria
itu. Kematian yang begitu misterius membuat Angel begitu penasaran dengan
apa yang terjadi, Tidak mungkin seorang David yang mempunyai masa depan
begitu cermelang harus bunuh diri. Ia tidak yakin dengan kematian itu,
walaupun bersedih hati ia bertekad mencari kebenaran kematian itu karena ia
yakin David tidak akan melakukan tindakan bodoh disaat ia sedang menggapai
mimpinya. Prof Chan berhasil selamat dan keluar dari rumah sakit dua hari
kemudian. Zhou yang menjadi saksi mata merasa sangat bersalah dengan berita
miring yang ada di media seolah membuatnya menjadi pria pendusta, tapi ia
tidak mungkin tega memberikan penyataan kalau Prof Chan adalah orang
dibalik semua ini. Prof Chan meneleponnya untuk mengatakan sekali lagi
bahwa sang ibu selamat karena dia. Zhou merasa hina ia pun memutuskan untuk
bunuh diri dengan mengantung diri di balkon rumahnya. Prof Chan berpikir
kini hidupnya akan damai karena semua yang terlibat dalam kematian David
telah musnah, terlebih alibi yang ia lancarkan berjalan sempurna. Angel
menyadari ada kenjanggalan dalam semua ini, ia mulai mencari semua data
yang bisa membuktikan bahwa apa yang terjadi pada David adalah sebuah
konspirasi yang dilakukan Prof Chan.. Berbulan-bulan ia melakukan berbagai
cara untuk melakukan pembuktian. Prof Chan yang sembuh merasa mulai perlu
untuk mengeluarkan bukti penelitian yang ia ambil dari David. Hebatnya
penelitian itu adalah nama yang sama dengan milik David, Angel pun sadar
niat dibalik semua kematian David adalah ambisi sang Prof untuk mengambil
hak cipta David. Untungya David pernah membuktikan terlebih dahulu hasil
karyanya saat makan di restorang mewah, file name Bluetooth milik David
masih tersimpan di ponselnya. Ia pun seperti mendapatkan semangat untuk
membuktikan kebeneran, ia laporkan semua bukti yang ia punya kepada Polisi,
Polisi pun melakukan investigasi ulang dan mendapatkan sebuah kebeneran
yang terjadi. Prof Chan yang baru saja menikmati nama besarnya, akhirnya
mendapatkan ganjalan perbuatannya karena kelicikan dan kekejamannya, Angel
berhasil membuktikan bahwa pria itu layak dipenjara seumur hidup. Angel
merasa lega karena perkenalan dia dengan David adalah sebuah pesan takdir
nyata untuk membelah masa depan David yang telah hilang. Kini semuanya bisa
tenang, Angel pun bisa tenang melepas kepergian sahabatnya

Link

Pemberian tahu!

  • Selamat kepada Nurhasni, Alumni Sastra Minangkabau Angkatan 2000 yang telah memperoleh beasiswa dari FORD FOUNDATION INTERNATIONAL FELLOWSHIPS PROGRAM DI INDONESIA , untuk melanjutkan program Masternya. Semoga selalu berjaya!
  • Selamat kepada Ibu Drs. Zuriati, M. Hum sudah diterima di Universitas Indonesia untuk melanjutkan program Doktor, semoga jalannya selalu dilapangkan oleh Allah SWT.Amin!
  • selamat kepada Hasanadi. SS, telah diterima di Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional

Blog Alternatif

Siapakah Peneliti Melayu Yang Paling Anda Kagumi?

Istana

Istana
Rumah Kami
Powered By Blogger

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia
SEMOGA TULISAN TERSEBUT BERMANFAT BAGI PEMBACA, DILARANG KERAS MENGUTIP BAIK KATA-KATA, MAUPUN MENCIPLAK KARYA TERSEBUT, KARENA HAL TERSEBUT ADALAH PENGHIANATAN INTELEKTUAL YANG PALING PARAH DI DUNIA INI, KECUALI MENCANTUMKAN SUMBERNYA.

Bagimana Penilaian Anda tentang Blog ini?

Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

Pengikut

Sastra Minangkabau Headline Animator

SEJARAH MARXIS INDONESIA

UNIVERSITAS

GEDUNG KESENIAN DAN TEATER

LOVE

Al-Qur'an dan Al-Hadist


Tan Malaka

1897 - 1949

1921 SI Semarang dan Onderwijs

1925 Menuju Republik Indonesia (Naar de 'Republiek Indonesia')

1926 Semangat Muda

Aksi Massa

1943 Madilog

1945 Manifesto Jakarta

Politik

Rencana Ekonomi Berjuang

Muslihat

1946 Thesis

1948 Islam Dalam Tinjauan Madilog

Pandangan HidupKuhandel di Kaliurang

GERPOLEK (GERilya - POLitik - EKonomi)

Proklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya

Tan Malaka (1921)

Sumber: Yayasan Massa, terbitan tahun 1987

Kontributor: Diketik oleh Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Juni 2007)

Kekuasaan Kaum – Modal Berdiri atas didikan yang berdasar kemodalan.
Kekuasaan Rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.

Kata Pengantar Penerbit

Lagi sebuah buku kecil (brosur) Tan Malaka berjudul “SI Semarang dan Onderwijs”, yang ejaan lama telah kita sesuaikan dengan ejaan baru, dan juga telah kita tambah dengan daftar arti kata-kata asing hal 34-36.

Brosur ini diterbitkan di Semarang pada tahun 1921 oleh Serikat Islam School (Sekolah Serikat Islam). Karya pendek Tan Malaka ini sudah termasuk: “Barang Langka”. Brosur ini merupakan pengantar sebuah buku yang pada waktu itu akan ditulis oleh Tan Malaka tentang sistem pendidikan yang bersifat kerakyatan, dihadapkan pada sistem pendidikan yang diselenggarakan kaum penjajah Belanda. Bagaimana nasib niat Tan Malaka untuk menulis buku tentang pendidikan merakyat itu, kami sebagai penerbit kurang mengetahuinya. Mungkin Tan malaka tidak sempat lagi menulisnya karena tidak lama kemudian beliau dibuang oleh penjajah Belanda karena kegiatan perjuangannya dan sikapnya yang tegar anti kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Terserah kepada penelitan sejarah Bangsa Indonesia nantinya untuk menelusuri perkara ini. Yang jelas tujuan Tan Malaka dalam pendidikan ialah menciptakan suatu cara pendidikan yang cocok dengan keperluan dan cita-cita Rakyat yang melarat !

Dalam hal merintis pendidikan untuk Rakyat miskin pada zaman penjajahan Belanda itu, tujuan utama adalah usaha besar dan berat mencapai Indonesia Merdeka. Tan Malaka berkeyakinan bahwa “Kemerdekaan Rakyat Hanyalah bisa diperoleh dengan DIDIKAN KERAKYATAN” menghadapi “Kekuasan Kaum Modal yang berdiri atas DIDIKAN YANG BERDASARKAN KEMODALAN”.

Jadi, usaha Tan Malaka secara aktif ikut merintis pendidikan kerakyatan adalah menyatu dan tidak terpisah dari usaha besar memperjuangkan kemerdekaan sejati Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Untuk sekedar mengetahui latar-belakang mengapa Tan Malaka sebagai seorang pejuang besar dan revolusioner itu sadar dan dengan ikhlas terjun dalam dunia pendidikan pergerakan Islam seperti Sarekat Islam ? Tidak lain karena keyakinannya bahwa kekuatan pendorong pergerakan Indonesia itu adalah seluruh lapisan dan golongan Rakyat melarat Indonesia, tidak perduli apakah ia seorang Islam, seorang nasionalis ataupun seorang sosialis.

Seluruh kekuatan Rakyat ini harus dihimpun dan disatukan untuk menumbangkan kolonialisme Belanda di Tanah Air kita. Persatuan ini harus di tempat di kawah candradimukanya perjuangan menumbangkan kolonialisme dan imperialisme. Inilah mengapa Tan Malaka pun tidak ragu-ragu dan secara ikhlas terjun dalam dunia pendidikan masyarakat Islam. Dalam lingkungan pendidikan Serikat Islam yang merupakan pergerakan rakyat yang hebat pada waktu itu. Jangan pula dilupakan bahwa usia Tan Malaka pada waktu itu masih sangat muda.

Memasuki ISI dari karya pendek Tan Malaka ini, dikemukakan oleh Tan Malaka TIGA TUJUAN pendidikan dan kerakyatan sebagai berikut :

1. Pendidikan ketrampilan/Ilmu Pengetahuan seperti : berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa dsb. Sebagai bekal dalam penghidupan nanti dalam masyarakat KEMODALAN.
2. Pendidikan bergaul/berorganisasi serta berdemokrasi untuk mengembangkan kepribadian yang tangguh, kepercayaan pada diri sendiri, harga diri dan cinta kepada rakyat miskin.
3. Pendidikan untuk selalu berorientasi ke bawah.

Si Kromo, si-Marhaen, si-Murba tanpa memandang kepercayaan agama, keyakinan dan kedudukan mereka, dalam hal ini termasuk golongan-golongan rakyat miskin lainnya.

Ketiga TUJUAN pendidikan kerakyatan tersebut telah dirintis oleh Tan Malaka dan para pemimpin Rakyat lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, Muhammadiyah, pesantren-pesantren Nahdatul Ulama, SI dsb. Semua usaha, pengorbanan mereka itu tidak sedikit sahamnya dalam Pembangunan Bangsa/National Building dan dalam membangkitkan semangat perjuangan memerdekakan Rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Merek atelah memberikan yang terbaik dalam hidup mereka kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia. Mereka telah tiada, tetapi jiwanya yang menulis, jiwa-besar mereka, pikiran-pikirannya yang agung akan tetap hidup sepanjang zaman.

Akhir kata dikutip di bawah ini ucapan tokoh besar pergerakan kemerdekaan dan pemimpin besar Presiden Amerika Serikat ABRAHAM LINCOLN sebagai berikut :

“WE MUST FIRST KNOW WHAT WE ARE, WHERE WE ARE AND WHERE WE ARE GOING, BEFORE SAYING WHAT TO DO AND HOW TO DO IT”

”Pertama-tama harus diketahui Apa kita, dan Dimana Kita serta Kemana Kita akan pergi, sebelum mengatakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukanya”.

Penerbit,

Yayasan Massa, 1987