Senin, 24 November 2008

Alek Nagari Marunggi (Pariaman Folk Festival)



17 – 26 Juni 2007
Menyambut HUT Kota Pariaman ke 5

Kerjasama Masyarakat Nagari Marunggi dengan dukungan Pemda Kota Pariaman dan Aliansi Indonesia Festival (ALIF)
A. LATAR BELAKANG

Tradisi budaya dalam masyarakat Minangkabau, baik di daerah pedalaman maupun di pesisiran, umumnya ditopang oleh tradisi sosial yang berakar kuat di dalam masyarakat pendukungnya. Dapat dikatakan tradisi budaya, termasuk tradisi kesenian merupakan bagian yang integral dari suatu masyarakat, terutama yang hidup di daerah pedesaan atau nagari.

Menurut para ahli, seni tradisi merupakan wadah pengikat solidaritas sosial dan penyampai nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat pendukungnya, di samping menjadi media hiburan. Dengan demikian fungsi seni tradisi dalam masyarakat begitu penting, dan patut untuk diberikan perhatian oleh semua pihak.

Kota Pariaman sebagai Kota Pantai, yang terletak di pantai barat Sumatera, merupakan suatu wilayah budaya yang memiliki berbagai budaya dan seni tradisi yang unik. Dari daerah ini tumbuh tradisi kesenian seperti Ulu Ambek, Indang, Gandang Tambua, yang menjadi identitas budaya Pariaman.

Berbagai seni tradisi tersebut biasanya ditampilkan dalam acara Alek Nagari, yang merupakan sebuah institusi budaya yang sangat penting dalam masyarakat Minangkabau. Alek Nagari atau dapat juga disebut dengan Festival Rakyat (Folk Festival), merupakan simpul untuk masyarakat nagari (anak nagari) untuk menjalin silaturahmi budaya secara partisipatif dan berkelanjutan. Dalam konteks kebudayaan Minangkabau Alek Nagari, selain berfungsi sebagai jembatan silaturahmi, sekaligus juga berperan sebagai ruang ekspresi untuk mempertahankan dan mengembangkan spirit budaya yang mereka miliki.

Dengan alasan ini pulalah, Alek Nagari Marunggi kembali dirancang dan direvitalisasi, sebagai bagian dari upaya menghidupkan semangat dan tradisi budaya yang ada di Kota Pariaman.

B. TUJUAN

Alek Nagari Marunggi (Pariaman Folk Festival) secara umum bertujuan untuk:

Menampilkan berbagai keunikan budaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Kota Pariaman, sebagai bagian yang penting dari budaya Indonesia.
Merevitalisasi kelembagaan budaya “Alek Nagari” yang pernah tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Nagari Marunggi kususnya dan Kota Pariaman umumnya.
Mengembangkan seni tradisi sebagai media pendidikan budaya dari berbagai generasi yang hidup di dalam masyarakat Pariaman, baik yang tinggal di kampung maupun di rantau.
Mengembangkan jaringan budaya antar masyarakat nagari (anak nagari) di Kota Pariaman.
Mendukung program Pemda Kota Pariaman dalam menggerakkan pariwisata budaya berbasiskan masyarakat.


C. PROGRAM

Kegiatan yang akan ditampilkan selama Alek Nagari Marunggi ini akan mempertunjukan berbagai kesenian anak nagari yang hidup di Kota Pariaman, antara lain:
Pertunjukan silat tradisional khas Pariaman Ulu Ambek
Pertunjukan Seni Bernuansa Islam, Baindang
Pertunjukan musik tradisional Pariaman, Gandang Tambua
Pertunjukan Silat antar perguruan Silat
Pertunjukan sastra tutur Minangkabau Pasambahan
Pertunjukan tradisi penyambutan Silat Galombang

D. JADWAL DAN TEMPAT

Alek Nagari Marunggi (Pariaman Folk Festival) dilaksanakan antara 17 Juni – 26 Juni 2007, bertempat di Desa Marunggi Kenagarian Sunua Kurai Taji, Kecamatan Pariaman Selatan. Kegiatan pertunjukan dilaksanakan siang malam sesuai dengan tradisi Alek Nagari yang tumbuh dan berkembang di Pariaman.

E. PESERTA

Peserta Alek Nagari Marunggi ini adalah berasal dari Nagari-nagari yang ada di Kota Pariaman, yang merupakan perwakilan komunitas budaya dari setiap nagari tersebut. Komunitas budaya (seni) yang terlibat dalam Alek Nagari Marunggi ini antara lain kelompok Silat Ulu Ambek, Kelompok Indang, Kelompok Silat, Kelompok Musik Gandang Tambua dan musik saluang dan dendang.

F. ORGANISASI PELAKSANA

Pensipnya Alek Nagari Marunggi dilaksanakan oleh masyarakat nagari setempat dengan dukungan Pemda Kota Pariaman, yang difasilitasi oleh Edy Utama dan Nursyam saleh. Masyarakat Nagari Marunggi pada dasarnya telah memiliki institusi Alek Nagari dan ruang budaya yang disebut sebagai Laga-Laga, namun dalam beberapa tahun belakangan ini tidak dilaksanakan lagi. Penyelenggaraan Alek Nagari Marunggi diharapkan akan dikelola secara mandiri oleh Anak Nagari Marunggi bersama pimpinan masyarakat yang ada di sana.
Kontak Person
Edy Utama
Perumahan Unand BIII/04/02
Ulu Gadut-Padang
Sumatra Barat-INDONESIA
Telp. 0751-73164 Fax 0751-35667
HP. 0811660108

Kamis 14 Juni 2007

Sumber: http://mantagisme.blogspot.com/2007/06/alek-nagari-marunggi-pariaman-folk.html

Tidak ada komentar:

Link

Pemberian tahu!

  • Selamat kepada Nurhasni, Alumni Sastra Minangkabau Angkatan 2000 yang telah memperoleh beasiswa dari FORD FOUNDATION INTERNATIONAL FELLOWSHIPS PROGRAM DI INDONESIA , untuk melanjutkan program Masternya. Semoga selalu berjaya!
  • Selamat kepada Ibu Drs. Zuriati, M. Hum sudah diterima di Universitas Indonesia untuk melanjutkan program Doktor, semoga jalannya selalu dilapangkan oleh Allah SWT.Amin!
  • selamat kepada Hasanadi. SS, telah diterima di Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional

Blog Alternatif

Siapakah Peneliti Melayu Yang Paling Anda Kagumi?

Istana

Istana
Rumah Kami
Powered By Blogger

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia
SEMOGA TULISAN TERSEBUT BERMANFAT BAGI PEMBACA, DILARANG KERAS MENGUTIP BAIK KATA-KATA, MAUPUN MENCIPLAK KARYA TERSEBUT, KARENA HAL TERSEBUT ADALAH PENGHIANATAN INTELEKTUAL YANG PALING PARAH DI DUNIA INI, KECUALI MENCANTUMKAN SUMBERNYA.

Bagimana Penilaian Anda tentang Blog ini?

Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

Pengikut

Sastra Minangkabau Headline Animator

SEJARAH MARXIS INDONESIA

UNIVERSITAS

GEDUNG KESENIAN DAN TEATER

LOVE

Al-Qur'an dan Al-Hadist


Tan Malaka

1897 - 1949

1921 SI Semarang dan Onderwijs

1925 Menuju Republik Indonesia (Naar de 'Republiek Indonesia')

1926 Semangat Muda

Aksi Massa

1943 Madilog

1945 Manifesto Jakarta

Politik

Rencana Ekonomi Berjuang

Muslihat

1946 Thesis

1948 Islam Dalam Tinjauan Madilog

Pandangan HidupKuhandel di Kaliurang

GERPOLEK (GERilya - POLitik - EKonomi)

Proklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya

Tan Malaka (1921)

Sumber: Yayasan Massa, terbitan tahun 1987

Kontributor: Diketik oleh Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Juni 2007)

Kekuasaan Kaum – Modal Berdiri atas didikan yang berdasar kemodalan.
Kekuasaan Rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.

Kata Pengantar Penerbit

Lagi sebuah buku kecil (brosur) Tan Malaka berjudul “SI Semarang dan Onderwijs”, yang ejaan lama telah kita sesuaikan dengan ejaan baru, dan juga telah kita tambah dengan daftar arti kata-kata asing hal 34-36.

Brosur ini diterbitkan di Semarang pada tahun 1921 oleh Serikat Islam School (Sekolah Serikat Islam). Karya pendek Tan Malaka ini sudah termasuk: “Barang Langka”. Brosur ini merupakan pengantar sebuah buku yang pada waktu itu akan ditulis oleh Tan Malaka tentang sistem pendidikan yang bersifat kerakyatan, dihadapkan pada sistem pendidikan yang diselenggarakan kaum penjajah Belanda. Bagaimana nasib niat Tan Malaka untuk menulis buku tentang pendidikan merakyat itu, kami sebagai penerbit kurang mengetahuinya. Mungkin Tan malaka tidak sempat lagi menulisnya karena tidak lama kemudian beliau dibuang oleh penjajah Belanda karena kegiatan perjuangannya dan sikapnya yang tegar anti kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Terserah kepada penelitan sejarah Bangsa Indonesia nantinya untuk menelusuri perkara ini. Yang jelas tujuan Tan Malaka dalam pendidikan ialah menciptakan suatu cara pendidikan yang cocok dengan keperluan dan cita-cita Rakyat yang melarat !

Dalam hal merintis pendidikan untuk Rakyat miskin pada zaman penjajahan Belanda itu, tujuan utama adalah usaha besar dan berat mencapai Indonesia Merdeka. Tan Malaka berkeyakinan bahwa “Kemerdekaan Rakyat Hanyalah bisa diperoleh dengan DIDIKAN KERAKYATAN” menghadapi “Kekuasan Kaum Modal yang berdiri atas DIDIKAN YANG BERDASARKAN KEMODALAN”.

Jadi, usaha Tan Malaka secara aktif ikut merintis pendidikan kerakyatan adalah menyatu dan tidak terpisah dari usaha besar memperjuangkan kemerdekaan sejati Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Untuk sekedar mengetahui latar-belakang mengapa Tan Malaka sebagai seorang pejuang besar dan revolusioner itu sadar dan dengan ikhlas terjun dalam dunia pendidikan pergerakan Islam seperti Sarekat Islam ? Tidak lain karena keyakinannya bahwa kekuatan pendorong pergerakan Indonesia itu adalah seluruh lapisan dan golongan Rakyat melarat Indonesia, tidak perduli apakah ia seorang Islam, seorang nasionalis ataupun seorang sosialis.

Seluruh kekuatan Rakyat ini harus dihimpun dan disatukan untuk menumbangkan kolonialisme Belanda di Tanah Air kita. Persatuan ini harus di tempat di kawah candradimukanya perjuangan menumbangkan kolonialisme dan imperialisme. Inilah mengapa Tan Malaka pun tidak ragu-ragu dan secara ikhlas terjun dalam dunia pendidikan masyarakat Islam. Dalam lingkungan pendidikan Serikat Islam yang merupakan pergerakan rakyat yang hebat pada waktu itu. Jangan pula dilupakan bahwa usia Tan Malaka pada waktu itu masih sangat muda.

Memasuki ISI dari karya pendek Tan Malaka ini, dikemukakan oleh Tan Malaka TIGA TUJUAN pendidikan dan kerakyatan sebagai berikut :

1. Pendidikan ketrampilan/Ilmu Pengetahuan seperti : berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa dsb. Sebagai bekal dalam penghidupan nanti dalam masyarakat KEMODALAN.
2. Pendidikan bergaul/berorganisasi serta berdemokrasi untuk mengembangkan kepribadian yang tangguh, kepercayaan pada diri sendiri, harga diri dan cinta kepada rakyat miskin.
3. Pendidikan untuk selalu berorientasi ke bawah.

Si Kromo, si-Marhaen, si-Murba tanpa memandang kepercayaan agama, keyakinan dan kedudukan mereka, dalam hal ini termasuk golongan-golongan rakyat miskin lainnya.

Ketiga TUJUAN pendidikan kerakyatan tersebut telah dirintis oleh Tan Malaka dan para pemimpin Rakyat lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, Muhammadiyah, pesantren-pesantren Nahdatul Ulama, SI dsb. Semua usaha, pengorbanan mereka itu tidak sedikit sahamnya dalam Pembangunan Bangsa/National Building dan dalam membangkitkan semangat perjuangan memerdekakan Rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Merek atelah memberikan yang terbaik dalam hidup mereka kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia. Mereka telah tiada, tetapi jiwanya yang menulis, jiwa-besar mereka, pikiran-pikirannya yang agung akan tetap hidup sepanjang zaman.

Akhir kata dikutip di bawah ini ucapan tokoh besar pergerakan kemerdekaan dan pemimpin besar Presiden Amerika Serikat ABRAHAM LINCOLN sebagai berikut :

“WE MUST FIRST KNOW WHAT WE ARE, WHERE WE ARE AND WHERE WE ARE GOING, BEFORE SAYING WHAT TO DO AND HOW TO DO IT”

”Pertama-tama harus diketahui Apa kita, dan Dimana Kita serta Kemana Kita akan pergi, sebelum mengatakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukanya”.

Penerbit,

Yayasan Massa, 1987