Kepengurusan baru KNPI Sumbar sudah lama terbentuk, secara tidak langsung beban yang maha besar telah tersusung di pundakKNPI. Berbagai macam kesibukan akan menjadi tantangan ke depan, sebab yang menjadi urusan KNPI bukan hanya sekelompok orang tetapi urusan masyarakat Sumbar yang mengagur, miskin, krsisi moral, kegagalan intelektual dan segala macamnya. Inilah yang menjadi tugas KNPI sebagai wadah inspirasi masyarakat. Seperti yang duungkapakan Padang Ekspres 25 Juni 2007, saat ini ‘’KNPI Harus Bisa Lahirkan Tokoh Muda, sempitnya lapangan kerja merupakan akar masalah yang memicu tingginya angka kemiskinan di Sumatera Barat. Permasalahan mendasar ini harus disikapi secara bersama-sama oleh seluruh komponen.Tidak hanya pemerintah daerah saja, bahkan oleh organisasi kepemudaan seperti KNPI Sumbar. Sudah saatnya, organisasi yang mewadahi para kaum muda ini juga ikut memikirkan bagaimana solusi mengentaskan kemiskinan tersebut’’.
Sebab setelah beberapa tahun reformasi bergulir hampir tidak ada buah penyelesaian yang dihasilkan untuk mengatasai persoaalan masyarakat. Padahal permasalahan yang dihadapi hanya itu keitu saja, ujung-ujungnya kemiskinan. Malahan sebagian masyarat berpikir lebih mendingan zaman orde baru tidak terlalu banyak ribut-ribut, tapi setelah reformasi harapan lebih baik tidak juga ada penampakan, bahkan keadaan bertambah parah. Mungkinkah reformasi hanya sekedar pengalihan bahasa saja?
Kita juga bisa perhatikan kebijakan-kebijakan yang dihasilkannya, seakan-akan hanya menambah kesengsaraan rakyat bawah, kenaikan gaji PNS misalnya yang marasai adalah masyarakat bawah, harga minyak goreng yang melambung tinggi rakyat menangis, padahal rakyat bawah bukanlah PNS, ralkayat memang tidak diuntungkan sma sekali atas kenaikan gaji tersebut dan diperparah lagi dengan adanya gaji ke 13.
Kita lihat pula pengalihan dana subsidi untuk masyarakat yang sekarang sudah habis programnya, saat itu semua orang mengaku miskin termasuk pegawai negri, jadi rakyat kecil dapat apa? Sebab kenyataannya kucuran dana itu banyak dinikmatai oleh orang-orang yang tidak pantas menikmatinya. Beralih pula subsidi terhadap pendidikan diperbesar hingga 20 % sampai sekarang belum juga terealiasasi, malahan yang muncul sebagai dewa penyelamat adalah perseorangan-perseorang seperti yang terjadi dengan Wiwit Anisa anak tukang sayur lulus PMDK, Muhammmad Rinaldi Putra, garin yang berstatus yatim ini lulus PMDK Unand, Nesia Riska juga anak yatim dari Nagari Bukik Limbuku Harau Payakumbuh juga lulus PMDK di jurusan BK UNP, mereka-mereka ini kemaren baru siap menerima bantuan hamba Allah. Lalu bagaimana juga halnya dengan pengadaan beasiswa bagi siswa-siswa SLTP? yang kenyataannya penikmat dana tersebut hannya siswa yang mempunyai kedekatan khusus dengan pejabat sekolahan. Seperti yang dikemukan oeleh suardi (40) di Pariaman, Bapak 3 anak ini mempunya anak gadis yangbernama Salmidawati, yang sekolah di MAN lubuk alung, ketika menyusulkan beasiswa untuk sang anak yang diperoleh hanya janji dan beasiswa sudah habis. Kesokan harinya sang anak mendengar teman sebangku yang nyata anak seorang guru yang memperoleh beasiswa. Tapi sekarang sang anak terancam putus sekolah karena tidak bisa ujian dan belum bayar uang sekolah, Pak Suardi sedih (diskusi dengan Bapak Sauardi 3 maret 2007 Toboh Gadang Pariaman).
Memang di Sumbar banyak terdapat organisasi mahasiswa seperti IMM, HMI, KAMMI dan segala macamnya, tapi kenyataanya masyarakat tidak bisa berharap banyak pada mereka, sebab hampir tidak ada yang bisa dilakukan oleh organisasi tersebut. IMM sebagai kader Muhammadiyah sekarang mengalamami stagnasi dan kehilangan kader-kadernya karena partai politik menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. HMI setelah mendapat bantuan 250.000 juta dalam pembangunan gedung untuk beraktifitas sekarang tidak terdengar lagi kabar beritanya, KAMI sekarang jua tidak terdengar lagi kabar beritanya. Apa lagi organisasi mahasiswa di dalam kampus, semuanya intelektual cangkokan.
Lalu sekarang aktivis 98 mau ambil bagian, karena mereka sadar tujuan reformasi telah jauh melenceng. Aktivis ‘98 membuat suatau wadah yang bekerjasama dengan sejumlah kampus di Padang mengumpulkan kembali aktivis tahun 1998 lalu. Katanya untuk memperjuangkan kembali visi reformasi. Sebab perjuangan reformasi yang telah diperjuangkan dulu belum maksimal artinya. Di kabarkan oleh Padang Ekpres Sabtu, 23-Juni-2007 akan mengadakan dermontrasi besar-besaran begitulah yang dituturkan Ketua Panitia 98 Center Mustar Bona Ventura. Acara selanjutnya mereka berkeliling Indonesia, coba bayangkan betapa banyak dana yang dihabiskan oleh kegiatan tersebut. Aktivis 98 kalau hanya sekedar jalan-jalan dan memperburuk keadaan, sebaiknya kegiatan tersebut dihentikan.
Kenapa kita tidak bisa meliahat apa yang ada di depan mata? Kita pun tahu, revolusi kepentingan sudah dimulai, agama dan adat istiadat tidak lagi mampu berfungsi sebagai filter. Kenyataan bisa dilihat, sudah mulai muncul kepermukaan dimana setiap individu akan terlalu disibukan oleh urusan-urusan pribadi, persoalan mulut dan perut akan menjadi labih utama. Sebab rasa paceklik kian lama semakin menghantui dan menghimpit masyarakat bawah, baik masyarakat tardisional maupun semitradisional. Perkampungan-perkampungan yang dulunya akrab dengan kekeluargaan, kegotongroyongan dan solidaritas akan terbiasa dengan kebisingan, hiruk pikuknya politik, praktis, dalang dibalik dalang akan kian akrab dengan keseharian. Di sini idiologi-idiologi pembaharu tidak akan berlaku, itu hanyalah sebatas nyanyian pelipur lara.
Sejalan dengan itu komitmen-komitmen perstuan patut diragukan, karena secara berangsur-ansur sudah mulai surut, diikuti kocar-kacirnya mimpi kesatuan. Alhasil menjadikan masyarakat sebagai penganut kesempurnaan pluralism. Pada masa ini, kekuatan agama akan dianggap enteng, yang lebih utama ialah kekuatan individu. Inilah sebuah fenomena yang sudah dihadapi oleh seluruh rakyat indonesia. Di awali dengan ini perekonomian akan dikuasai oleh polisi dunia, segala penjuru akan takluk lutut di bawah negara yang adi daya. Kemudian keamanan masyarakat dipegang oleh satu kendali.
BAGAIMANA TANGGAPAN KNPI SUMBAR?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar