Rabu, 02 Januari 2008

MENILAI ORANG

Ciri Orang Dari Kentutnya (versi Jawa)

=== Cirine WONG Seko ENTUTE ===

1) Wong sing ORA JUJUR
Wong sing nek ngentut terus nyalahke wong liyo.
2) Wong GOBLOG
Wong sing ngempet ngentut sampai jam-jam an.
3) Wong sing JEMBAR WAWASAN'E
Wong sing ngerti kapan kudu ngentut.
4) Wong sing SENGSORO
Wong sing pengin banget ngentut ning ora iso ngentut.
5) Wong sing MISTERIUS
Wong sing nek ngentut wong liyo ora ono sing ngerti.
6) Wong sing GUGUPAN
Wong sing ujug-ujug nyetop entute nek pas lagi ngentut.
7) Wong sing PERCOYO DIRI (PD)
Wong sing ngiro nek entute dhewe ambune mesti wangi.
8) Wong sing KEJEM (SADIS)
Wong sing nek ngentut terus dikibasno nang koncone.
9) Wong sing ISINAN
Wong sing nek ngentut terus ke'isinan dhewe.
10)Wong sing STRATEGIS
Wong sing nek ngentut ning ngarep'e wong lio iso nylamurke entut'e nganti wong lio ora kepikiran maneh.
11)Wong sing BODHO
Wong sing nek bar ngentut terus ambegan njero-njero dienggo ngganti entute sing metu.
12)Wong sing GEMI
Wong sing nek ngentut metune diatur sethithik-sethithik.
13)Wong sing SOMBONG
Wong sing seneng ngambu entute dhewe.
14)Wong sing RAMAH
Wong sing seneng ngambu entute wong liyo.
15)Wong sing ORA RAMAH
Wong sing nek ngentut malah mendhelik lan ngamuk-ngamuk.
16)Wong sing KEKANAK-KANAKAN
Wong sing senenge ngentut nang njero banyu ben iso ngematno munine blekuthuk-blekuthuk.
17)Wong sing ATLETIS
Wong sing nek ngentut karo ngeden.
18)Wong JUJUR
Wong sing ngakoni nek awak'e bar ngentut.
19)Wong PINTER
Wong sing iso niteni ambune entut wong lione.
20)Wong SIAL
Wong sing dientuti terus karo wong lio.
21)Wong sing KURANG KONTROL DIRI
Wong sing nek ngentut mesthi katutan ampase.
22)Wong sing ORA IKHLAS
Nggak mambu entute dewe, wong liya sing mambu muring- muring.
23)Wong sing GEMI
Wong sing menowo ngentut, metune swara entut di endat- endat dadi ping 7.
24)Wong sing SOK AMAL
Wong sing menowo ngentut, metune di brolno, sak ampase.
25)Wong RA NGGENAH
Angger ngentut silite ditempeli terompet, ben samsaya banter swarane.
26)Wong RA UMUM
Yen ngentut dilagokake.
27)Wong PENSIUNAN PRAJURIT
Yen ngentut dipenggak-penggak, kareben swarane kadya unining bedil.
28)Wong RA SABARAN
Wis ngueden methuthut ra muni entute malah bole sing metu.
29)Wong SOLO/YOGYA (mohon maaf untuk yang sering ke Solo!)
Entute aluun banget, dawa lan sajak ndandang gulo.
30)Wong RADUWE GAWEAN
Ndiskusekake soal entut (kayata sing maca).
Tambahan:
Wong GENDHENG:
Wong sing ngamati ciri-cirine wong liya saka carane ngentut!!























Mengapa Banyak Pelajar Gagal Ujian?

Tahukah Anda, setahun itu hanya terdapat 365 hari? Yang kita tahu sebagai tahun akademik siswa... Kita hitung!

Hari Minggu, 52 hari dalam setahun. Anda pasti tahu kalau hari minggu adalah untuk istirahat. Hari tersisa tinggal 313.

Hari Libur (Nasional maupun Internasional), tak kurang dari 13 hari Libur setahun. Hari tersisa tinggal 300.

Liburan Sekolah, jelas semua siswa akan berlibur dan tidak akan belajar. Biasanya sekitar 2 bulan lebih, anggaplah sekitar 60 hari. Hari tersisa tinggal 240.

Tidur 8 Jam sehari untuk kesehatan, berarti 120 hari terpakai. Hari tersisa tinggal 120.

Tentu kita beribadah kan? paling tidak 1-2 jam kita beribadah, kita alokasikan 25 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 95.

Bermain, yang juga baik untuk kesegaran dan kesehatan, paling tidak memerlukan 1 jam sehari. Terpakai lagi 15 hari. Hari tersisa tinggal 80.

Makan, paling tidak selama satu hari kita habiskan 2 jam untuk makan/minum, hilang lagi 30 hari. Hari tersisa tinggal 50.

Jangan lupakan, Manusia adalah makhluk sosial, butuh berinteraksi dengan orang lain, kita ambil 1 jam perhari untuk berbicara. 15 hari terpakai lagi. Hari tersisa tinggal 35.

Kita pun bisa sakit, paling tidak 5 hari dalam setahun, sudah cukup mewakili. Hari tersisa tinggal 30.

Ujian itu sendiri biasanya dilaksanakan selama 2 minggu per semester, berarti 24 hari sudah teralokasi untuk ujian. Hari tersisa tinggal 6.

Nonton dan jalan-jalan paling tidak 5 hari dalam setahun. Hari tersisa tinggal 1 hari.

Satu hari yang sisa itu kan HARI ULANG TAHUN! "KAPAN BELAJARNYA???"

"GIMANA MAU LULUS???"

Tidak ada komentar:

Link

Pemberian tahu!

  • Selamat kepada Nurhasni, Alumni Sastra Minangkabau Angkatan 2000 yang telah memperoleh beasiswa dari FORD FOUNDATION INTERNATIONAL FELLOWSHIPS PROGRAM DI INDONESIA , untuk melanjutkan program Masternya. Semoga selalu berjaya!
  • Selamat kepada Ibu Drs. Zuriati, M. Hum sudah diterima di Universitas Indonesia untuk melanjutkan program Doktor, semoga jalannya selalu dilapangkan oleh Allah SWT.Amin!
  • selamat kepada Hasanadi. SS, telah diterima di Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional

Blog Alternatif

Siapakah Peneliti Melayu Yang Paling Anda Kagumi?

Istana

Istana
Rumah Kami
Powered By Blogger

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia
SEMOGA TULISAN TERSEBUT BERMANFAT BAGI PEMBACA, DILARANG KERAS MENGUTIP BAIK KATA-KATA, MAUPUN MENCIPLAK KARYA TERSEBUT, KARENA HAL TERSEBUT ADALAH PENGHIANATAN INTELEKTUAL YANG PALING PARAH DI DUNIA INI, KECUALI MENCANTUMKAN SUMBERNYA.

Bagimana Penilaian Anda tentang Blog ini?

Cari Blog Ini

Daftar Blog Saya

Pengikut

Sastra Minangkabau Headline Animator

SEJARAH MARXIS INDONESIA

UNIVERSITAS

GEDUNG KESENIAN DAN TEATER

LOVE

Al-Qur'an dan Al-Hadist


Tan Malaka

1897 - 1949

1921 SI Semarang dan Onderwijs

1925 Menuju Republik Indonesia (Naar de 'Republiek Indonesia')

1926 Semangat Muda

Aksi Massa

1943 Madilog

1945 Manifesto Jakarta

Politik

Rencana Ekonomi Berjuang

Muslihat

1946 Thesis

1948 Islam Dalam Tinjauan Madilog

Pandangan HidupKuhandel di Kaliurang

GERPOLEK (GERilya - POLitik - EKonomi)

Proklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya

Tan Malaka (1921)

Sumber: Yayasan Massa, terbitan tahun 1987

Kontributor: Diketik oleh Abdul, ejaan diedit oleh Ted Sprague (Juni 2007)

Kekuasaan Kaum – Modal Berdiri atas didikan yang berdasar kemodalan.
Kekuasaan Rakyat hanyalah bisa diperoleh dengan didikan kerakyatan.

Kata Pengantar Penerbit

Lagi sebuah buku kecil (brosur) Tan Malaka berjudul “SI Semarang dan Onderwijs”, yang ejaan lama telah kita sesuaikan dengan ejaan baru, dan juga telah kita tambah dengan daftar arti kata-kata asing hal 34-36.

Brosur ini diterbitkan di Semarang pada tahun 1921 oleh Serikat Islam School (Sekolah Serikat Islam). Karya pendek Tan Malaka ini sudah termasuk: “Barang Langka”. Brosur ini merupakan pengantar sebuah buku yang pada waktu itu akan ditulis oleh Tan Malaka tentang sistem pendidikan yang bersifat kerakyatan, dihadapkan pada sistem pendidikan yang diselenggarakan kaum penjajah Belanda. Bagaimana nasib niat Tan Malaka untuk menulis buku tentang pendidikan merakyat itu, kami sebagai penerbit kurang mengetahuinya. Mungkin Tan malaka tidak sempat lagi menulisnya karena tidak lama kemudian beliau dibuang oleh penjajah Belanda karena kegiatan perjuangannya dan sikapnya yang tegar anti kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Terserah kepada penelitan sejarah Bangsa Indonesia nantinya untuk menelusuri perkara ini. Yang jelas tujuan Tan Malaka dalam pendidikan ialah menciptakan suatu cara pendidikan yang cocok dengan keperluan dan cita-cita Rakyat yang melarat !

Dalam hal merintis pendidikan untuk Rakyat miskin pada zaman penjajahan Belanda itu, tujuan utama adalah usaha besar dan berat mencapai Indonesia Merdeka. Tan Malaka berkeyakinan bahwa “Kemerdekaan Rakyat Hanyalah bisa diperoleh dengan DIDIKAN KERAKYATAN” menghadapi “Kekuasan Kaum Modal yang berdiri atas DIDIKAN YANG BERDASARKAN KEMODALAN”.

Jadi, usaha Tan Malaka secara aktif ikut merintis pendidikan kerakyatan adalah menyatu dan tidak terpisah dari usaha besar memperjuangkan kemerdekaan sejati Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Untuk sekedar mengetahui latar-belakang mengapa Tan Malaka sebagai seorang pejuang besar dan revolusioner itu sadar dan dengan ikhlas terjun dalam dunia pendidikan pergerakan Islam seperti Sarekat Islam ? Tidak lain karena keyakinannya bahwa kekuatan pendorong pergerakan Indonesia itu adalah seluruh lapisan dan golongan Rakyat melarat Indonesia, tidak perduli apakah ia seorang Islam, seorang nasionalis ataupun seorang sosialis.

Seluruh kekuatan Rakyat ini harus dihimpun dan disatukan untuk menumbangkan kolonialisme Belanda di Tanah Air kita. Persatuan ini harus di tempat di kawah candradimukanya perjuangan menumbangkan kolonialisme dan imperialisme. Inilah mengapa Tan Malaka pun tidak ragu-ragu dan secara ikhlas terjun dalam dunia pendidikan masyarakat Islam. Dalam lingkungan pendidikan Serikat Islam yang merupakan pergerakan rakyat yang hebat pada waktu itu. Jangan pula dilupakan bahwa usia Tan Malaka pada waktu itu masih sangat muda.

Memasuki ISI dari karya pendek Tan Malaka ini, dikemukakan oleh Tan Malaka TIGA TUJUAN pendidikan dan kerakyatan sebagai berikut :

1. Pendidikan ketrampilan/Ilmu Pengetahuan seperti : berhitung, menulis, ilmu bumi, bahasa dsb. Sebagai bekal dalam penghidupan nanti dalam masyarakat KEMODALAN.
2. Pendidikan bergaul/berorganisasi serta berdemokrasi untuk mengembangkan kepribadian yang tangguh, kepercayaan pada diri sendiri, harga diri dan cinta kepada rakyat miskin.
3. Pendidikan untuk selalu berorientasi ke bawah.

Si Kromo, si-Marhaen, si-Murba tanpa memandang kepercayaan agama, keyakinan dan kedudukan mereka, dalam hal ini termasuk golongan-golongan rakyat miskin lainnya.

Ketiga TUJUAN pendidikan kerakyatan tersebut telah dirintis oleh Tan Malaka dan para pemimpin Rakyat lainnya seperti Ki Hajar Dewantara, Muhammadiyah, pesantren-pesantren Nahdatul Ulama, SI dsb. Semua usaha, pengorbanan mereka itu tidak sedikit sahamnya dalam Pembangunan Bangsa/National Building dan dalam membangkitkan semangat perjuangan memerdekakan Rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan. Merek atelah memberikan yang terbaik dalam hidup mereka kepada Bangsa dan Rakyat Indonesia. Mereka telah tiada, tetapi jiwanya yang menulis, jiwa-besar mereka, pikiran-pikirannya yang agung akan tetap hidup sepanjang zaman.

Akhir kata dikutip di bawah ini ucapan tokoh besar pergerakan kemerdekaan dan pemimpin besar Presiden Amerika Serikat ABRAHAM LINCOLN sebagai berikut :

“WE MUST FIRST KNOW WHAT WE ARE, WHERE WE ARE AND WHERE WE ARE GOING, BEFORE SAYING WHAT TO DO AND HOW TO DO IT”

”Pertama-tama harus diketahui Apa kita, dan Dimana Kita serta Kemana Kita akan pergi, sebelum mengatakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukanya”.

Penerbit,

Yayasan Massa, 1987